Sabtu, 13 Oktober 2018

bendahara jadikan panitia pimpinan rapat

bendahara jadi juru pimpinan rapat
kabar meda : bedaha  oleh David Degei pimpinan rapat  panitia  wilayah timika hari ini sabtu 2018 

panitia wilayah timika kami menilai bahwa seperti hari ini kami binggung karena pimpinan rapat tanggung oleh bendara

kami tegas panitia sampai bendaha hari ini tidak ada karena putusan dari panitia setiap hari sabtu ini kami mengadakan rapat penggalangan dana hal ini memutuskan dari panitia wilayah timika 2018

kami tegas yang sudah mengambil bagian dari sekertaris panitia harus tanggung jawab karena semua pembukaan rapat penutup rapat oleh sekertaris 

kemudian setiap yame kopa apikopa tolong mengambil dari kegiatang kami persiapan konfrensi yang nanti akan ini bikan sekarang kapn lagi kawan

tolong melihat me dobiyo maki dobiyo
by mel

Jumat, 12 Oktober 2018

konferensi 2021 kelasis kebo II yang nanti diadakan kor Timika 2018

kabar meda : usai kesepakatan kami usaha dana kerja fisik bahwa kami tunggu setiap karyawan baik karyawan FI kontraktor dan CPNS honor tersebut ini   kami usaha dana yang menghalangi mereka wajiban  karena mereka belum ada sama sekali untuk rapat dan uang sumbangan wajib perkeluarga konfrensi 2021 

mutusan dari ketua kerja oleh DAINEL GOBAI menyampaikan hal itu

dan kami kesempatan bagi mereka yang kerja 3 bulan terus kami dihenti kerja sementara dan panitia pun belum ada laporan tahapan tahapan yang sudah tentukan oleh badan panitia oleh karena itu kor fisik kami sampaikan hal hal itu kalau melakukan hal tersebut ini berarti kami ker fisik mulai kerja 

karena pembangunan pembangunan  gereja dan gedung penginapan dll belum ada sama skali 

rumah yang lama ini ada tetapi ada lupuk rencana dari panitia konfrensi 2021 kita akan membangun rumah dan gereja mau bangun baru dan  masih kita membangung telepon melaui telepon 

demikian informasi dari ketua kordinator usaha dana kerja fisik usai kesepakatan hari sabtu minggu kemarin 2018 

PANITIA  KORWIL TIMIKA 
KONFRENSI 2021


Kamis, 04 Oktober 2018

Satu Harapan Harus Masyarakat kasih Dengan Iman





MELPEN YEIMO

Kebebasan Iman dan Toleransi Beragama

satu harapan rakyat kasih dengan iman untuk menuju membangkitkan kita punya tujuan menemui tahapan itu , harus bekerja keras walau pun tantangan sendi

masayarakat timika adalah salah satu pauwer (kasih dan tidak suara) saya menyatakan bahwa mematokan misi dan visi' siapa sebenarnya dia itu
kita harus diskusi sesama teman bahwa dia korban demi banyak orang ujar yeimo

SATUHARAPAN.COM - Sudah sejak abad ke XVI, Martin Luther memperkenalkan sebentuk modus kebebasan beriman yang unik, melalui karyanya berjudul Kebebasan Seorang Kristen. Di situ kebebasan beriman harus mulai –bahkan semata-mata bertolak-  dari kebebasan batin, dari jiwa yang dalam kegembiraannya, tidak lagi hidup dalam kungkungan agama dan hukum (agama).
Ada yang menyala di dalam jiwa orang yang beragama, yaitu status bebas sang manusia di hadapan Allah yang memberi karunia-Nya. Pendek kata, Luther amat menekankan adanya inner liberty  dalam diri manusia beriman; kebebasan itu manusia dapatkan karena ia hidup di bawah Allah yang maharahim.
Selanjutnya, ini aspek yang tak kalah penting: setiap manusia yang sudah bebas merdeka dalam jiwanya tadi, mampu menerima setiap orang (lain) merayakan kebebasannya. Gelanggang hidup sudah dibuka sebagai ruang pemberian Allah dimana kebebasan menjadi intinya.
Dengan demikian ihwal institusi dan posisi legal agama tidak terlalu dipermasalahkan, apalagi dijadikan sebagai penjaga tingkah laku manusia. Yang tersedia kini bagi kita ialah agama yang ikut mendorong manusia menikmati “kebebasan untuk” menghidup sebentuk hidup beriman  yang terbuka dan lapang.
Pernah pangeran Ulrich von Hutten menawari Luther “pedang” untuk menjaga “kebebasan” Protestantisme kala itu. Namun Luther menjawab, “Hanya dengan Sabdalah dunia ini dihadapi, hanya oleh Sabda sajalah gereja dipelihara, dan oleh Sabda pulalah gereja akan dibaharui” (Surat Kepada Spalatin, terbit tahun 1521). Dan Sabda tidak akan datang sebagai paksaan kepada setiap yang mendengarkannya.
Mungkin ini terasa naif, walau menurut saya perspektif Luther ini tetap sahih sekalipun untuk Indonesia masalah kebebasan beragama bertambah rumit di sini. Teman Luther, yaitu Calvin di Genewa, dalam acuan pada kebebasan iman tadi, akhirnya bersepakat bahwa orang Katolik dan Protestan (yang sebelumnya berperang) bisa hidup dalam hormat akan independensinya masing-masing dan menikmati kebebasan imannya, di sebuah negara yang berdaulat dan legitim.
Toleransi
Mungkin dengan modus bebas beriman di hadapan Tuhan ini, maka toleransi juga bisa diharapkan datang menjelang. Maksud saya: kalau kebebasan iman adalah dimensi batin komunitas, maka toleransi beragama adalah dimensi sosialnya.
Sejak John Locke sudah dicatat bahwa masyarakat (dan pemerintah yang mengelolanya) akan lebih sehat kalau ia tidak minta restu dari satu agama, atau pun mengistimewakannya; ia mesti bersikap netral saja. Dalam catatan Locke mengenai toleransi ditegaskannya bahwa tangan pemerintah/kekuasaan tidak boleh masuk ke ruang agama, sebab memang paksaan negara tidak bisa mendorong orang untuk beriman; “negara/pemerintah tidak bisa mengatur –apalagi memaksa- warganya masuk surga!”, demikian sepenggal isi Surat tentang Toleransi. Justru kalau negara/pemerintah/masyarakat mengatur hidup beragama, maka kemunafikanlah yang dilahirkannya.
Indonesia masa Reformasi ini harus menanggung sejumlah beban terkait dengan kebebasan tadi: beban politik identitas (disebut SARA), yang terus menggangsir proses demokrasi modern, namun juga menimbulkan sekat-sekat lintas komunal yang membatasi kebebasan beragama di Indonesia. Tentu ada isu pada tataran legislasi di sini, yang kiranya diperjuangkan di bawah skema  Pasal 28E UUD’45:
(1). Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2). Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
Tapi, sekali lagi, tak kalah pentingnya adalah unsur kebebasan batin atau iman tadi. Sebab dengan itulah dari hati umat mungkin muncul sikap yang membela bahkan menjaga kebebasan beragama dan berkepercayaaan di negeri ini.
Pendek kata, kalau agama-agama di negeri ini menekankan dan mengembangkan sebentuk inner liberty dalam hidup berimannya, maka dalam kebebasan sedemikian ia akan mudah sekali  mengembangkan sikap toleransi beragama. Kita bisa berharap bahwa setelah nyata iman yang bebas, maka akan lahirlah masyarakat yang menjunjung toleransi beragama.




 


CALON DPRD KABUPATEN TIMIKA PERIODE 2019-2024



CALON DPRD KABUPATEN TIMIKA PERIODE 2019-2024

MOTTO : ANAK MUDA DATANG BERRDIRI DIATAS DAERAH-KU
MISI : 1. ANAK MUDA MUCUL BUKAN MELAYANI MELAINKAN DILAYANI RAKYAT
2. MELAYANI  SECARA MENYELURUH (HOLISTIK)
3. SATU SUARA TEHITUNG SERIBUH SUARA
                     6
Description: C:\Users\PC\Pictures\balehoo\partai garuda.jpg
1


2


3



4

MELPEN YEIMO ,S.I.Kom


5


DAPIL II Dingo Narama, Kebun Sirih, Nayaro,  Otomona, Pasar Sentral, Perintis, Sempan, Timika Indah, Dan Wanagon.

Oval: 4Ingat ?? tanggal 17 April 2019

Nomor urut :

Selasa, 02 Oktober 2018

ingat coblos nomor emapat partai garuda tanggal 17 april 2019 dapil II


KABAR MEDA: 



Menjadi dan memanfaatkan negri kita yaitu daerah dan ada banyak perjuangan itu ditangan anda dan saya namun ANAK MUDA MENJAGOKAN LEGISLATIF 2019 ini bukan karena tidak ada kemanpuan tetapi harga diri putra papua harus mendirikan daerah ku 



Atas nama Melpen Yeimo,S.I.Kom

besok tanggal 17 april ini aku sampaikan ingat nomor urut 04 partai garuda Dapil II 



ANAK MUDA DATANG KARENA BUKAN MINTA MINTA PADA RAKYAT TETAPI HANYA UNKAPAN SAYA MASAYARAKAT MELIHAT MEMIKIR DAN MENCOPLOS NORMOR YANG ANDA INGIN MELEPAS DIRI SENDIRI 



suara masyarakat ini mutlak 



akhir kata ....

1. bukan hari ini kapan hari lagi.
2.bukan saya siapa lagi