LOGIKA NKRI: LONDON, CANBERRA,
NEW YORK MENDUKUNG KEUTUNGAN NKRI, KOK BUKAN PORT NUMBAY, BUKAN MANOKWARI,
BUKAN ORANG PAPUA,
TETAPI ORANG ASING, NEGARA ASING, KOTA ASING YANG MENDUKUNG NKRI?
Lantas
mereka mendukung keutuhan NKRI di Tanah mana dan atas bangsa mana?
Sesuatu yang sekali lagi, “Aneh tapi nyata!” Sungguh aneh,
tetapi itu menjadi kenyataan dalam retorika dan logika politik NKRI.
Pertanyaannya sekali lagi,
Masa yang menjajah NKRI, yang dijajah West Papua, tetapi yang mengakui London, Canberra,
dll?
Ah, yang benar aja, to mas, to mBak! Kok ngawur gitu lho!
Ngawurnya apa?
Pertama, ngawur karena yang menjajah bangsa dan Tanah Papua itu NKRI, tetapi NKRI selalu keliling
dunia tanya, “Kamu mengakui nggak, penjajahan saya atas West Papua? Jadi, yang menjajah negara lain, yang
dijajah negara lain, yang disuruh mengakui penjajahan negara lain?
Apa artinya drama ini?
Arti langsung dan paling sederhana ialah, bahwa NKRI sebenarnya “Tidak mengakui bahwa ia sedang
menjajah dan menduduki Negara West Papua!” makanya dia
harus lari ke sana-kemari minta konfirmasi.
Kedua, , ngawur karena “NKRI tidak tahu kalau West Papua itu
ibukotanya Port Numbay, bukan London, bukan Canberra, bukan New York!”.
Kalau kita lihat perilaku Indonesia, yang menjajah West Papuadengan ibukota Port Numbay, tetapi sibuk
bolak-balik London mempertanyakan status West Papua di dalam NKRI, maka dapa disimpulkan
NKRI ada kena penyakit geger otak, salah ingatan, disorientasi, sehingga tidak
tahu apa, di mana dan bagaimana?
Masa menanyakan “Apakah West Papua tetap di dalam NKRI kepada
bangsa lain?“, Tanyakan saja dong kepada orangPapua, di West Papua. Kalau
berani, “Lakukan referendum, tanyakan secara demokratis, kepada selurh Rakyat West Papua“. Katanya NKRI itu sebuah negara modern dan
demokratis, kok bertanya tentang nasib sebuah bangsa dan wilayah West Papuakepada bangsa dan wilayah lain? Ini
demokrasi jenis apa? Demokrasi keturunan dari mana?
Ketiga , ngawur karena dengan terus bertanya kepada negara luar
tentang keutuhan NKRI, sebenarnya NKRI sedang menggenggam bara api di tangannya
sendiri, dan pada akhirnya NKRI tidak akan sanggup lagi, karena tangannya akan
terbakar kalau kelamaan.
“Politik tidak mengenal teman abadi dan mush abadi!” Ini slogan
yang umum di Indonesia saat ini, bukan?
Apakah Indonesia punya antisipasi, kapan London, New York dan
Canberra akan mengatakan “Indonsia angkat kaki dari TanahPapua?” Ataukah NKRI berdoa dan berpuasa agar
mereka tetap mengakui West Papua bagian dari NKRI sampai kiamat, sesuai
rumus “NKRI Harga Mati”?
Kapan NKRI akan turun ke Tanah Papua, kepada bangsa Papua, dan
bertanya secara jujur dan gentlemen, “Apakah West Papuabagian
dari NKRI?” Kalau takut, jangan bikin diri berani tanya kepada orang lain.
Katanya “Suara Rakyat itu Suara Tuhan, lalu kenapa rakyat Papuatidak
pernah ditanyai pertanyaan yang sama yang diajukan kepada negara-negara asing?”
Takut malu kali ya? Ahhh, nggak usah malu-malu, kan udah ketahuan Anda
berbohong!
Oh, ataukah “Suara London, Suara Canberra, dan Suara New York
itu yang suara Tuhan?” Nah, kalau begitu, bagaimana kalau seandainya mereka
ikut rumus tiada kawan abadi dan tiada mush abadi lalu bilang, “NKRI out from West Papua?”, kan akhirnya harus mengaku juga
London, Canberra, New York TIDAK LAGI Mendukung Keutuhan
NKRI, bukan?
Keempat, dan seterusnya cari sendiri aja deh, kokh kekurangan
orang lain kita kasih tahu semua malah lama-lama kita balik memperbaiki mereka
lagi! Konyol akhirnya!
Pewarta: www. Meda wogi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar