Minggu, 06 November 2016

Orang Tua Juga Perlu Dinasehati Kalau Salah Kembalikan dirinya





Medawogi new:  nasehat itu datangnya dari yang tua kepada yang muda. LAzimnya, orang tua lah yang menasehati anak. Tapi itu semua masih pantas diputarbalikan ketika kita sebagai anak menyadari, apa yang dikehendaki orang tua tidak baik dan tidak benar.

Karena toh orang tua adalah manusia dengan segala kekurangan, yang pastinya masih melakukan sesuatu yang khilaf dan perlu diluruskan, ketika kita tahu itu salah. Namun tentu, cara penyampaiannya tentu harus denga kesantunan yang lebih tinggi, ketimbang sebagaimana kita ketahui bagaimana cara kebanyakan orang tua menasehati.

Saya, salah seorang anak yang mencoba untuk menasehati orang tua yang memiliki cara pandang salah dalam menyikapi "dendam". Singkat cerita, ortu saya pernah disakiti/dilukai perasaannya dengan seorang yang masih keluarga dari istri bapak saya (mama saya).

Saya yang sebagai anak, tidak tahu menahu mengenai pertikaian mereka. Dan sampai akhirnya, seseorang yang sudah melukai hati bapak saya ini, datang menemui saya dan meminta pertolongan. Kebetulan apa yang dimintakannya sangat bisa untuk ku kerjakan.

Tapi, kemudian si bapak tahu, dan langsung marah-marah ke saya, dan meminta saya melalui bungkusan kalimat nasehat untuk tidak begitu memperdulikan permintaan tolongnya.

Lantas apa yang saya harus lakukan?

Mengiyakan nasehat bapak saya?

Tentu tidak. Dengan sadar ku mengatakan tidak untuk permintaan bapak saya.

Alasan saya simple saja. Bapak saya hanya cukup melupakan sakit hatinya, dan dengan mengiyakan memberikan pertolongan, saya tidak sedang memulai pertikaian baru.

Jika saya mengerjakan apa yang disampaikan bapak saya, tentu effek buruknya nyata, kepada hubungan kekeluargaan dan kepada semakin buruknya tanggapan mereka kepada bapak saya.

TIdak mudah memang, mengatakan begitu kepada beliau. Dengan hormat saya katakan, bukan tidak memikirkan apa yang bapak rasakan, tapi sanya hanya mencoba melakukan apa yang benar.

Biarlah mereka berbuat apapun dengan hal yang seburuk apapun, yang penting kita tidak, dengan niatan membalas saja, efeknya akan berbalik kepada kita nanti dikemudian hari. Tapi sayang, apapun yang saya katakan, sakit hati yang dirasakan bapak saya, sepertinya sangatlah besar, sehingga dia sangat menyesalkan keputusanku, bahkan menganggap aku tidak sayang kepadanya.

Padahal, hal sebaliknya lah yang ku lakukan. Justru karena ku teramat sayang kepadanya, ku gak mau mencoreng nama baiknya dengan penolakanku memberi secuil pertolongan.

Tuhan sajalah yang akan memulihkan hatimu pak.

(ASAP ya God, bapak ku sangat butuh suntikan kasihMU)

Menyampaikan Kedua Orang Tua 

Publikasikan Pedawogi






Tidak ada komentar: